TIMES SERANG, PACITAN – Fenomena manusia silver makin marak di Kabupaten Pacitan. Di Jalan Gatot Subroto, dua pria dengan tubuh dilapisi cat silver terlihat mendekati kendaraan untuk meminta uang. Keberadaan mereka juga kerap dikeluhkan masyarakat Pacitan.
Manusia silver acapkali dianggap mengganggu ketertiban. Tubuh yang berlumuran cat silver dan bau menyengat membuat pengguna jalan merasa risih. Bahkan, aksi mereka yang sering berdiri di tengah jalan dinilai membahayakan keselamatan.
“Mereka sering tiba-tiba muncul di depan kendaraan. Selain mengganggu, ini juga berbahaya,” ujar seorang pengendara, Rina (40), Minggu (5/1/2025).
Tak hanya itu, keberadaan manusia silver di lampu merah menambah risiko kecelakaan di jalan raya.
Salah satu manusia silver asal Wonosari, Gunungkidul, DIY yang mengaku bernama Eri sudah menjalani profesi ini selama setahun di Pacitan. Ia memulai pekerjaan ini karena tren yang viral di TikTok dan sulitnya mendapatkan pekerjaan lain.
“Dalam sehari, saya bisa dapat Rp100 ribu. Kami tidak memaksa orang untuk memberi, hanya meminta dengan cara seperti ini,” katanya.
Namun, alasan ini tidak mengubah pandangan banyak orang yang menganggap pekerjaan mereka kurang layak. Bau cat yang menyengat dan tampilan yang mencolok sering kali membuat warga enggan berinteraksi.
Selain keluhan masyarakat, manusia silver juga menjadi sasaran razia Satpol PP. Eri mengaku sering dikejar petugas dan terpaksa kabur. “Kami tahu ini tidak disukai, tapi kami hanya ingin bertahan hidup,” ujarnya.
Namun, aparat memiliki alasan kuat untuk bertindak. Selain melanggar aturan ketertiban umum, manusia silver dianggap menciptakan keresahan di jalan.
Fenomena manusia silver di Kabupaten Pacitan perlu segera ditangani. Selain menciptakan ketertiban, pemerintah juga harus menyediakan solusi jangka panjang agar profesi ini tidak lagi menjadi pilihan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bikin Resah, Keberadaan Manusia Silver Kian Marak di Pacitan
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |