TIMES SERANG, JAKARTA – Bitcoin mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Rabu (waktu setempat) atau Kamis (22/5/2025) melampaui rekor sebelumnya yang tercipta pada Januari lalu.

Kenaikan ini terjadi seiring membaiknya sentimen risiko setelah aksi jual besar-besaran akibat kebijakan tarif bulan lalu.

Mata uang kripto terbesar di dunia itu sempat menyentuh angka $109.760 atau sekitar Rp1,76 miliar, sebelum sedikit terkoreksi dan diperdagangkan naik 1,1 persen di level $108.117 atau setara Rp1,73 miliar.

Kenaikan harga Bitcoin kali ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta penurunan peringkat utang pemerintah AS oleh Moody’s. Penurunan peringkat ini mendorong investor mencari alternatif investasi di luar dolar AS.

“Sekarang setelah rekor Januari terlampaui—dan kenaikan 50 persen sejak titik terendah di bulan April tercapai—Bitcoin memasuki wilayah baru dengan dukungan kuat dari momentum institusional dan regulasi AS yang makin ramah,” ujar Antoni Trenchev, salah satu pendiri platform perdagangan aset digital Nexo, dalam pernyataan seperti dikutip dari Reuters.

Bitcoin kerap bergerak searah dengan saham teknologi dan aset berisiko lainnya yang biasanya naik saat kepercayaan investor meningkat. Indeks Nasdaq yang banyak diisi saham teknologi bahkan sudah naik 30 persen sejak posisi terendahnya di awal April.

Kenaikan ini juga bertepatan dengan pelemahan nilai tukar dolar AS, yang turut mendorong nilai tukar Bitcoin terhadap mata uang tersebut.

Pelaku pasar kripto menyebut keterlibatan yang semakin besar dari perusahaan keuangan tradisional sebagai salah satu alasan utama di balik kenaikan nilai Bitcoin belakangan ini. (*)